!-- SiteSearch Google -->
Google
 

Jumat, 18 Januari 2008

BUDI DAYA CUPANG


Budidaya Ikan Cupang

Pendahuluan

Keindahan tubuh dan ciri-ciri yang spesifik yang dimiliki oleh setiap ikan hias serta nilai ekonomis, adalah faktor utama yang harus diperhatikan dalam budidaya ikan hias. Salah satu jenis ikan yang memiliki syarat-syarat tersebut adalah ikan cupang hias.

Untuk membudiayakan atau mengembangkan ikan cupang hias tidaklah memerlukan lahan yang luas, cukup menyediakan areal sekitar 5 meter persegi.

Di Wilayah Jakarta Pusat budidaya ikan cupang ada yang dilakukan diatas dak rumah dan dipekarangan yang relatif sempit, dengan menggunakan wadah bekas ataupun kolam bak semen atau akuarium.

Ikan ini relatif mudah dipelihara dan dibudidayakan, karena tidak memerlukan pakan khusus. Pakan ikan untuk benih biasanya digunakan pakan alami berupa kutu air atau daphnia sp. yang dapat ditemukan di selokan yang airnya tergenang.

Untuk induk cupang digunakan pakan dari jentik-jentik nyamuk (cuk). Untuk pertumbuhan anak ikan bisa diberi kutu air dan diselingi dengan cacing rambut, akan lebih mempercepat pertumbuhan anak ikan.


Wadah Budidaya
Pada umumnya wadah pemeliharaannya adalah bak semen atau akuarium yang ukurannya tidak perlu besar yaitu cukup 1 x 2 m atau akuarium 100 x 40 x 50 cm, sedang wadah perkawinannya lebih kecil dari wadah pembesaran, yang bisa digunakan antara lain : baskom, akuarium kecil atau ember dapat dipakai untuk memijahkan ikan.


Ciri-ciri khusus
Ciri-ciri khas yang dimiliki oleh ikan cupang hias jantan adalah selain warnanya yang indah, siripnya pun panjang dan menyerupai sisir serit, sehingga sering disebut cupang serit. Sedangkan ikan betina warnanya tidak menarik (kusam) dan bentuk siripnya lebih pendek dari ikan jantan.

Ciri ikan jantan untuk dipijahkan :
Umur ± 4 bulanBentuk badan dan siripnya panjang dan berwarna indah.Gerakannya agresif dan lincah.Kondisi badan sehat (tidak terjangkit penyakit).

Ciri-ciri ikan betina :

Umur telah mencapai +- 4 bulanBentuk badan membulat menandakan siap kawin.Gerakannya lambat.Sirip pendek dan warnanya tidak menarik.kondisi badan sehat.
Pemijahan dan perawatan ikan


Setelah induk cupang hias dipersiapkan begitu pula dengan wadahnya maka langkah selanjutnya adalah melakukan pemijahan :
1. Persiapkan wadah baskom/akuarium kecil dan bersih.
2. Isi wadah dengan air bersih dengan ketinggian 15 - 30 Cm.
3. Masukkan induk ikan cupang jantan lebih dahulu selama 1 hari.
4. Tutup wadah dengan penutup wadah apa saja.
5. Sehari kemudian (sore hari) induk betina telah matang telur dimasukan ke dalam wadah pemijahan.
6. Biasanya pada pagi harinya ikan sudah bertelur dan menempel disarang berupa busa yang dipersiapkan oleh induk jantan.
7. Induk betina segera dipindahkan dan jantannya dibiarkan untuk merawat telur sampai menetas.

Pembesaran anak
1. Ketika burayak ikan cupang sudah dapat brenang dan sudah habis kuning telurnya, sudah harus disiapkan media yang lebih besar untuk tempat pembesaran.
2. Pindahkan anakan bersama induk jantannya.
3. Kemudian benih ikan diberi makanan kutu air dan wadah ditutup.
4. Sepuluh hari kemudian anak ikan dipindahkan ke tempat lain.
5. Dan selanjutnya setiap satu minggu, ikan dipindahkan ke tempat lain untuk lebih cepat tumbuh.

Pasca Panen
Pasca panen yaitu setelah ikan cupang hias mencapai 1 bulan sudah dapat dilakukan pemanenan sekaligus dapat diseleksi atau dipilih. Ikan yang berkwalitas baik dan cupang hasil seleksi dipisahkan dengan ditempatkan ke dalam botol-botol tersendiri agar dapat berkembang dengan baik serta menghindari perkelahian. Setelah usia 1,5 sampai 2 bulan cupang hias mulai terlihat keindahannya dan dapat dipasarkan.





Cupang Hias, Primadona Ikan Kontes
Di sentra ikan hias, tampilan cupang hias (Betta sp) cukup menarik perhatian. Barangkali karena warnanya yang menarik. Dan belakangan ini satwa air ini sedang naik daun. Mungkin inilah satu-satunya ikan yang memiliki situs di internet terbanyak, yakni 27 buah.

Penggemarnya pun tidak terbatas dari kelas gedongan saja, namun juga kaum pinggiran, mulai anak-anak hingga kakek-kakek. Di mana-mana orang mengoleksi dan berburu jenis (warna) baru. Jika sudah begini jadinya, persoalan harga biasanya tidak masalah lagi. Apalagi kontes ikan ini kerap digelar di kota-kota besar oleh para penggemarnya.

Bagi pemilik cupang yang memenangkan kontes, otomatis akan menaikkan gengsi sang pemiliknya dan mendongkrak harga jualnya. Keturunannya (anak cupang) juga bakal laku di pasaran dan untung sudah di depan mata.

Cupang ini, khususnya yang jantan mempunyai bentuk tubuh yang langsing, proporsional, sirip yang panjang, dan warna yang lebih mengkilat. Oleh sebab itu tidak heran bila banyak yang ”jatuh cinta”.

Yang menjadi ciri khas ikan ini adalah ia paling suka memamerkan keindahan ekornya. Apalagi jika di dalam akuarium atau toples ditaruh betina, maka serta merta ekornya mengembang indah. Sembari berenang ke sana sini, jantannya mendekati lawan jenisnya seperti merayu.

Warna sisiknya menjadi cemerlang dan indah. Atau jika toplesnya didekatkan dengan toples berisi cupang jantan lain, mereka pun saling mengembangkan ekornya, seakan ingin menyerang. Semakin ikan itu agresif, maka semakin bagus.

Aspek lain yang menarik dari fenomena cupang saat ini, mungkin daya jualnya yang lumayan tinggi. Cupang dengan ukuran kurang lebih 8 cm bisa mencapai ratusan ribu rupiah, bahkan jutaan rupiah. Ini amat berbeda dengan kondisi ketika sepuluh tahun lalu.

Apalagi fenomena ini didukung adanya usaha yang terus-menerus dari pakar dan hobiis cupang untuk melakukan kawin silang agar didapat keturunan baru (strain), yang diharapkan bakal memiliki kelebihan-kelebihan baru ketimbang induknya.

Walhasil tiap tahun ada saja varietas baru yang muncul. Jelas ini banyak segi positifnya. Pertama, pasar tidak menjadi jenuh karena jenisnya tidak hanya itu-itu saja.

Yang kedua, harga cupang malah semakin menjulang. Karena para penggemar yang fanatik dan suka berkontes itu tentu akan mencari cupang yang bermutu.

Sementara jenis cupang yang ”ketinggalan zaman” akan tenggelam.Ada kebiasaan yang dilakukan jika usai kontes. Cupang yang menjuarai kontes akan dilelang.

Menurut sebagian besar penggemar, ini sangat baik. Sebab secara tidak langsung menciptakan harga standar bagi yang juara dan yang bukan. Semakin aneh dan indah, maka nilainya menjadi tinggi.

bagi penggemar adalah saat yang ditunggu-tunggu.Fenomena lain yang menarik perhatian adalah telah berkembang usaha budidaya cupang yang berorientasi pasar. Para peternak saling berlomba untuk menciptakan strain baru dengan berbagai variasi warna, pola sirip dan bentuk badan.

Makin unik cupang yang dihasilkan maka nama peternaknya ikut terangkat. Sebab boleh jadi bakal-bakal juara telah dilahirkan di situ.Asal-usulIkan ini, menurut data, telah dikenal dan dipelihara sebagian masyarakat kita sejak tahun 1960-an. Kala itu harganya masih murah dan pamornya sama dengan ikan hias lain. Variasi sirip dan warna saat itu belumlah semeriah dan seelok seperti sekarang.

Begitu juga penggemarnya belum banyak dari kalangan gedongan.Perubahan terjadi ketika tahun 1970 para importir memasukkan jenis cupang yang baru.

Jenis yang masuk ada yang bersirip pendek dan panjang. Sirip pendek akhirnya dikenal sebagai cupang laga (aduan), dan yang bersirip panjang (slayer), sebagai cupang hias.

Kedua macam cupang ini sama-sama agresif, namun yang berjenis panjang, lebih bisa dinikmati karena keindahan ekornya. Mungkin kalau sampai diadu, ekor yang indah itu akan rusak.

Kehebatan cupang ini adalah ia memiliki labirin yang membuatnya bisa bertahan hidup di air yang kadar oksigen terlarutnya minim. Maka mereka mampu hidup di rawa-rawa, persawahan dan air dangkal.

Hidupnya berkoloni di perairan yang tenang, yang umumnya memiliki pH 6,5—7,2 dan suhu air 24—30 derajat Celsius.Cupang ekor panjang, menurut catatan, amat dominan sampai 1990-an, sebelum budidaya yang dilakukan hobiis ikan cupang mampu menghasilkan jenis-jenis baru yang lebih cantik dan indah.

hias generasi baru mempunyai ekor yang dihiasi tulang sirip yang menonjol. Bentuknya ada yang seperti duri panjang membentuk seperti sisir atau lazim disebut serit. Ada pula yang menggelembung seperti balon-balon kecil.

Sampai kini usaha budidaya ikan cupang masih terus berlangsung. Oleh sebab itu kemungkinan jenis-jenis baru bakal bermunculan.

Buat penggemar, keberhasilan mendapatkan satu jenis baru yang mempunyai kelebihan dibandingkan dengan jenis sebelumnya adalah prestasi tersendiri.

Cupang hias yang baik, secara umum, tubuhnya tidak cacat dan proporsional. Sirip-siripnya lebar dan panjangnya maksimal, rapi dan utuh. Begitu juga warna tubuhnya cemerlang dan bermental bagus. Sirip yang rapi dan utuh itu akan membuat ikan ini tampil anggun saat sedang agresif.

Faktor mental yang tidak mudah ciut menentukan juga apakah ia tergolong jenis yang baik. Sebab dengan kondisi ”terjaga dan siap menyerang” itu membuatnya tetap bergaya walau disandingkan atau dihadapkan dengan lainnya.

Kriteria cupang hias yang lebih spesifik, ketika beberapa tahun lalu agak sulit didefinisikan. Menurut pakar, hal itu karena banyaknya variasi dari hasil persilangan yang gencar dilakukan oleh para hobiis belakangan ini.

Namun karena kerap diadakan kontes maka kini ada pembagian kategori berdasarkan warna dan bentuk sirip.Menurut Irwan Sugandy, pakar cupang, ada kategori warna dasar (solid). Yang masuk golongan ini adalah cupang yang warna dan sirip-siripnya satu warna. Misal biru, merah, dan hitam. Cupang kategori ini terbilang sempurna jika seluruh warna tubuh dan sirip sama, cemerlang dan rata.

Ada juga kategori warna kombinasi. Golongan ini biasanya mempunyai warna tubuh dan sirip lebih dari satu warna. Cupang kombinasi yang terbagus jika memiliki komposisi warna yang harmonis, di samping juga tubuh dan siripnya.

Kalau terdiri dari tiga macam warna, cupang itu disebut three colour.Kategori lain, tambah Irwan, adalah cupang maskot. Disebut maskot jika kepalanya putih dengan bercak-bercak merah. Warna tubuhnya putih atau keperak-perakan, dengan variasi bercak merah, biru, atau hijau. Sementara sirip-siripnya kombinasi merah putih; merah hijau; atau merah biru.

Ada juga kategori khusus, yakni cupang yang unik. Misalnya, yang ekornya terbelah (cagak) dan halfmoon. Cupang halfmoon, tergolong baru dikenal di kalangan hobiis Indonesia.

Asal-usulnya ada yang menyebutkan dari Amerika Serikat, namun ada pula yang mengatakan dari Prancis. Tipe cupang ini siripnya lebar dan mempunyai bentuk yang saling berimpit antara sirip ekor, punggung, dan perut. Tepiannya tidak berserit, namun bergerigi. ”Penampilannya bertambah anggun jika ia sedang dalam keadaan marah. Dia akan mengembangkan siripnya yang bak setengah bulan itu,